Waktu itu tahun 2018 masih bekerja sebagai software engineer di PT. Benteng Api Technic yang berlokasi di Surabaya. Saat itu kerjaan utamanya adalah bikin ERP dari awal, pakai stack PHP Lumen dan Nuxtjs sebagai frontendnya. Pengen tau berapa banyak jumlah developernya? Yak benar, cuma saya doang haha.
Seperti halnya dengan kerjaan kantoran yang lainnya, tiap pagi macet - macetan dijalan, kalau telat kena denda, dan kalau jumlah telatnya gede, foto kita bisa dipajang di dinding untuk dipermalukan dengan alasan agar karyawannya berangkat lebih awal, untung ga pernah kena sih :). Belum lagi hal negatif lainnya yang berhubungan dengan karyawan lain, ada juga sih sisi positifnya. Cuman ada hal yang ga nyaman, salah satunya orang IT yang udah ada disitu (yang megang tugas buat benerin kalau ada PC rusak, jaringan, dll) agak sensi ke saya. Pernah dengar juga dia marah marah dan ngatain manager karena memeprbolehkan saya join ke company mereka. Sepertinya takut kerjaan nya diambil kali ya? Jujur disitu biasa aja sih, ga perlu digubris juga orang macam itu. Yaa pada intinya ada lah drama drama kecil yang terjadi kalau kita kerja di offline office. u know what im saying
njir malah curhat…
Dapet kerjaan remote pertama
Setelah hampir dua tahunan (atau lebih ya? lupa), ada 2 temen yang nawarin kerja remote di perusahaan Malaysia dan juga US. Pertama kali tertarik di company yang US, karena tau sendiri kan rate di US lumayan juga. Setelah ngobrol ngobrol dan dapet informasi salary nya cuma 13juta, yang mana ini jauh lebih kecil dari rate rata rata disana. Tapi maklum juga sih, karena sebenarnya kita kerja dibawah manager orang indonesia, jadi ya gitu lah tau sendiri.
Akhirnya memutuskan untuk ambil tawaran dari company Malaysia. Ngejalanin interview, test, dan lain sebagainya dan lolos. Untuk salary waktu itu sekitar 11juta perbulan (tergantung dari nilai mata uang terhadap indo ya, kadang naik kadang turun).
Jadilah saya kerja disana di tahun 2018, yang sebenarnya double job dengan kantor yang sebelumnya di Surabaya. Yang mana beberapa bulan kemudian resign dari pekerjaan yang sebelumnya dan fokus ke company yang baru ini. Di tahap ini sebenernya ga begitu peduli dengan gaji, pengen tau experience nya gimana ketika kerja remote.
Alasan kenapa ga ambil di US dan malah ambil yang di Malaysia? Kan lumayan tuh selisih nya 2juta? Banyak pertimbangan sebenernya, salah satunya gaji segitu untuk rate di US sangat sangat kecil.
Tech Stack
Nama company-nya https://zetpy.com
Produknya adalah platform omnichannel yang memudahkan user untuk berjualan lintas platform / ecommerce hanya dengan menggunakan 1 tools, yakni Zetpy. Misalkan kalian punya barang yang pengen dijual di 3 ecommerce, kan ribet tuh kalau tiap saat harus cek ke masing masing ecommerce. Nah dengan Zetpy, kalian hanya perlu me-manage produk kalian disana, yang nantinya akan secara otomatis syncing ke 3 ecommerce sekaligus.
Stack yang digunakan standar Malaysia lah ya, PHP. Pakai framework laravel, Vuejs (yang saat itu cara pakai vuejsnya sangat konyol) dan MySQL.
Jadi dapet kerjaan lewat orang dalam nih?
Ga murni orang dalam juga, karena sebelumnya juga belum kenal dengan dia. Nah jadi dia nemu saya karena waktu itu nama saya lumayan naik di circle para developer, khususnya area Surabaya. Nah jadilah saya ditemukan disitu dan dikasih offer ini. Apakah ini masih dibilang orang dalam?